The time is always right to do what is right – Martin Luther King
Jaman sekarang kita banyak menemukan orang yang ahli, namun sedikit yang memiliki integritas. Tontonlah berita di televisi, maka Anda akan menemukan banyak contoh mengenai nilai-nilai integritas yang diabaikan. Pemimpin institusi negara menyalahgunakan jabatan, suami yang berselingkuh, ibu rumah tangga yang menjual anak-anaknya. Para pemimpin kerohanian bertindak tidak bijaksana sehingga menimbulkan kepahitan dan apatisme dari para pengikutnya. Krisis yang paling signifikan yang kita hadapi dalam negara kita saat ini bukanlah dalam bidang ekonomi dan politik. Krisis signifikan yang kita hadapi pada masa ini adalah krisis integritas.
DEFINISI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas adalah mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Seorang yang memiliki integritas akan mengerjakan apa yang ia katakan karena pikiran, perkataan, dan perbuatannya selaras. Seorang yang memiliki integritas adalah seseorang yang melakukan kebenaran yang ia pegang secara konsisten dengan tanpa kompromi, meskipun dalam situasi yang sulit dan tidak ada seorang pun yang melihat serta menghargainya.
KOMPROMI
Lawan dari integritas adalah kompromi. Orang yang memiliki integritas tahu kebenaran apa yang dia pegang dan ia akan rela mempertahankannya walaupun dengan susah payah melewati banyak tantangan dan ujian. Tokoh masyarakat kita saat ini yang terkenal oleh karena integritas yang ia pegang adalah Gubernur DKI Jakarta, Bapak Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Sikap no kompromi yang ia pegang menyulut kebencian dari berbagai pihak, namun ia tetap berpegang teguh pada kebenaran yang ia yakini. Berulang kali bahkan Ahok menyatakan bahwa ia siap mati demi mempertahankan konstitusi.
Budaya yang berkembang dalam masyarakat saat ini adalah relativisme moral. Tidak ada hal yang memiliki kebenaran yang absolut. “Benar menurut loe belum tentu benar menurut gue”. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa kebenaran yang absolut itu ada. Beberapa hal selalu benar bagi semua orang dan beberapa hal selalu salah bagi semua orang. Kita harus mengambil keputusan sendiri, “Apakah saya akan mempercayai firman Allah sebagai otoritas kehidupan saya, atau apakah saya akan berkompromi dengan lingkungan saya?”.
Lalu, bagaimana caranya menjadi seorang yang memiliki integritas?
- WHO AM I?
Perhatikan hal ini: siapa kita ditentukan oleh apa yang kita lakukan. Apa yang kita lakukan ditentukan oleh siapa kita dan oleh keyakinan-keyakinan kita mengenai diri sendiri dan orang-orang lain. Alkitab mengatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus adalah anak-anak Allah (Yohanes 1:12). Dalam prakteknya, kita harus terus tahu bahwa kita adalah anak-anak Allah dan terus mengingatkan pada diri kita bahwa kita adalah anak Allah, pribadi yang baru dalam Kristus, dan hidup karena kasih karunia Allah. Keyakinan akan identitas kita sebagai anak Allah akan mengharuskan kita berjalan di dalam terang dan melakukan kebenaran sesuai dengan identitas tersebut.
Contohnya begini: jika saya tahu bahwa saya adalah wanita, KTP saya berjenis kelamin wanita, maka secara otomatis, apakah ada yang memperhatikan atau tidak, maka saya akan pergi ke toilet wanita, memakai pakaian wanita, dan berperilaku sebagai wanita di mana pun, kapan pun, serta di depan siapa pun. Tidak mungkin saya menjadi pria dan wanita pada saat yang bersamaan, kecuali jika saya mengalami masalah dengan kepribadian dan identitas saya. Sama halnya dengan identitas kita sebagai anak Allah. Jika kita tahu bahwa kita adalah anak Allah, maka kita tahu bahwa Allah adalah kudus sehingga kita pun disebut orang-orang kudus. Tidak mungkin kita menjadi orang kudus hanya di hari Minggu saja sedangkan Senin sampai Sabtu kita menjadi orang yang tidak kudus.
- ALL THE SMALL THINGS
Integritas dimulai dari hal-hal yang kecil. Seperti mengembalikan uang kembalian dengan benar, menepati janji, datang tepat waktu, tetap rajin bekerja meski bos tidak ada, tetap mengerjakan ujian dengan jujur walaupun tidak ada pengawas ujian, dan lain-lain. Sama dengan integritas, kompromi juga dimulai dari hal-hal yang kecil. Banyak orang mau terima yang besar namun tidak mau tanggung jawab yang besar. Itu sebabnya penting untuk belajar dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
Rick Warren dalam The Purpose Driven Life mengatakan bahwa, “Watak atau karakter Anda pada dasarnya merupakan jumlah dari kebiasaan-kebiasan Anda”. Ingat, kompromi-kompromi kecil dapat menyebabkan kejatuhan besar! Ujian bagi karakter kita yang paling besar muncul pada saat yang penuh tekanan, atau pada saat tidak ada tekanan. Bagaimana kita konsisten melakukan kebenaran akan menentukan bagaimana kita melewati ujian tersebut.
- DO YOUR BEST!
Joshua Maruta dan Cornelius Sianturi dalam buku The Secret of Personal Power mengatakan bahwa otak kita memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari 100 milyar sel-sel otak dan hanya digunakan sebanyak kurang dari 1%. Salah satu penyebab kita tidak menggunakan potensi otak kita adalah karena kita malas sehingga tidak memberikan informasi yang cukup. Semakin banyak kita belajar, semakin sering kita gunakan otak, maka kita akan semakin cerdas.
Setiap tantangan dan kesulitan yang muncul dalam kehidupan kita adalah kesempatan bagi otak kita untuk belajar hal yang baru. Orang yang memiliki integritas tidak berhenti melakukan yang terbaik hanya karena tidak ada yang memberikannya penghargaan atau pun bayaran yang sesuai. Firman Tuhan katakan,” Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23).
Mengapa integritas penting?
Integritas memaksimalkan potensi anda. Berlaku benar di mana pun dan kapan pun akan memaksimalkan kapasitas anda, baik secara spiritual, fisik, emosional, finansial, dan relationship sehingga anda akan menjadi orang yang extraordinary, di atas rata-rata.
Integritas melahirkan kepercayaan. Orang yang berintegritas akan konsisten melakukan kebenarannya. Orang-orang di sekitarnya akan merasa aman bekerja dengannya dan percaya apa yang dikatakannya. Anak-anaknya menghormatinya karena anak lebih banyak belajar dari melihat perilaku dari pada mendengar nasehat orang tuanya. Your action speak louder than your words.
Happiness is when what you think, what you say, and what you do, are in harmony. Orang yang memiliki integritas adalah orang yang sehat secara fisik, mental, dan roh karenanya semuanya selaras, tidak ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi. Jika pikiran, perasaan, dan perbuatan selaras, maka stress hilang, tubuh pun segar. Amsal mencatat, “Whoever walks in integrity walks securely… (Proverbs 10:9). Beberapa orang mungkin membenci anda karena integritas anda, namun tidak usah khawatir karena anda tahu siapa Pembela anda.
Let us be the right person privately, publically, and personally!
Love, Karlina Kurniawati
*published on Tabloid Fresh – March 2015